
Analisis Hasil Tracer Study Program Studi Neurologi (Periode tahun 2024)
Hasil tracer study membuktikan bahwa Program Studi Neurologi UGM telah melahirkan lulusan yang kompeten, cepat terserap di dunia kerja, dan memiliki relevansi tinggi dengan kebutuhan layanan kesehatan di Indonesia.
1. Waktu Tunggu Mendapatkan Pekerjaan
Berdasarkan data tracer study, mayoritas lulusan Program Studi Neurologi mendapatkan pekerjaan dalam waktu relatif singkat setelah kelulusan. Dari total 49 lulusan selama tiga tahun terakhir (TS-2 hingga TS-4), sebanyak 36 lulusan berhasil ditelusuri. Dari jumlah tersebut, 31 lulusan (86%) memperoleh pekerjaan dalam waktu kurang dari enam bulan—dengan rincian 11 lulusan memiliki waktu tunggu kurang dari 3 bulan dan 4 lulusan dalam rentang 3-6 bulan. Hanya 1 lulusan yang membutuhkan waktu lebih dari 6 bulan. Data ini menunjukkan tingkat daya serap lulusan yang tinggi dan mencerminkan kebutuhan tenaga neurologi yang cukup besar di berbagai fasilitas kesehatan.
2. Kesesuaian Bidang Kerja
Kesesuaian antara bidang kerja lulusan dengan kompetensi yang diperoleh selama pendidikan menunjukkan hasil yang menggembirakan. Dari 49 lulusan yang dilacak, proporsi lulusan yang bekerja dalam bidang yang sangat sesuai (kategori “tinggi”) mencapai 6 orang, sementara 5 orang berada pada kategori “sedang”, dan 4 orang berada dalam kategori “rendah”. Dengan lebih dari separuh lulusan berada dalam dua kategori tertinggi, dapat disimpulkan bahwa kurikulum pendidikan neurologi cukup relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
3. Tempat Kerja Lulusan
Lulusan Program Studi Neurologi tersebar di berbagai jenis institusi pelayanan kesehatan, dengan dominasi di tingkat nasional dan wilayah. Dari 49 lulusan, sebanyak 44 orang bekerja di institusi lokal/wilayah atau sebagai wirausaha non-badan hukum, sementara 5 orang berada di institusi nasional atau sebagai wirausaha berbadan hukum. Terdapat pula 0 lulusan yang bekerja di institusi multinasional atau internasional. Distribusi ini menegaskan kontribusi utama lulusan terhadap pelayanan neurologi di tingkat nasional, khususnya dalam menjangkau wilayah-wilayah dengan keterbatasan akses neurologis.
4. Kepuasan Pengguna terhadap Lulusan
Dari 25 tanggapan pengguna lulusan, data menunjukkan tingkat kepuasan yang cukup tinggi. Kendati belum semua pengguna lulusan memberikan respon, keberhasilan melacak sepertiga lebih pengguna menjadi indikator positif terhadap pemantauan mutu lulusan. Ini menjadi dasar penting bagi program studi dalam pengembangan kurikulum dan metode pembelajaran berbasis kebutuhan pengguna.
5. Penilaian Kemampuan Lulusan oleh Pengguna
Hasil penilaian kompetensi oleh pengguna terhadap lulusan menunjukkan tingkat kepuasan yang tinggi di berbagai aspek. Misalnya, pada aspek etika profesi, 76% pengguna menilai sangat baik dan 24% menilai baik. Hal serupa juga terlihat pada kompetensi utama dalam bidang neurologi, dengan 72% sangat baik dan 28% baik. Sementara itu, kemampuan berbahasa asing dinilai sangat baik oleh 40% dan baik oleh 60% responden. Tindak lanjut yang dilakukan oleh unit pengelola adalah mempertahankan kualitas yang sudah baik, serta meningkatkan penguasaan bahasa asing melalui kegiatan ilmiah berbahasa Inggris. Hal ini mencerminkan kesadaran program studi terhadap pentingnya daya saing lulusan di tingkat nasional dan internasional.
SDGs, SDGs4