Vertigo Sentral Jadi Sorotan pada Simposium Jogjaclan XV
Simposium Jogjaclan XV dengan tema “Shaping The Future of Neurology Through Precision Medicine” sukses digelar oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Cabang Yogyakarta pada 6–7 September 2025 di Ballroom Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta. Acara ilmiah regional rutin tahunan ini dihadiri oleh kurang-lebih 473 peserta yang terdiri dari dokter umum, dokter spesialis neurologi, dan dokter spesialis penyakit dalam dari berbagai wilayah di Indonesia.
Salah satu sesi yang menarik perhatian peserta adalah Simposium VI dengan topik “Vertigo”, yang diselenggarakan pada hari pertama pelaksanaan. Simposium ini khusus membahas vertigo sentral, yaitu vertigo yang disebabkan oleh gangguan atau kelainan pada sistem saraf pusat, terutama di otak. Sesi ini dipimpin oleh moderator dr. Dina Hudiana, Sp.N, dan menghadirkan tiga pembicara dengan topik yang saling melengkapi. Prof. Dr. dr. Sri Sutarni, Sp.N., Subsp.Ped(K) membuka sesi dengan paparan tentang Central Vertigo from Mechanism to Diagnosis. Beliau menekankan pentingnya mengenali gejala awal vertigo sentral serta bagaimana proses diagnosis dapat membantu membedakan antara vertigo akibat gangguan telinga dalam dengan yang bersumber dari otak. Dilanjutkan dengan pembicara kedua, Dr. dr. Cempaka Thusina Srie S, Sp.N., Subsp.Ped(K), yang membahas Pharmacological Approach in Central Vertigo. Materi ini mengulas terapi obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengurangi gejala, menekan kekambuhan, dan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan vertigo sentral. Sesi terakhir dibawakan oleh dr. Mawaddah Ar Rochmah, Ph.D., Sp.N, yang membicarakan Neurorestoration in Central Vertigo: From Neural Repair to Functional Recovery. Topik ini menekankan pentingnya rehabilitasi dan pemulihan fungsi agar pasien tidak hanya bebas dari gejala, tetapi juga dapat kembali beraktivitas dengan baik. Diskusi interaktif yang mengikuti sesi presentasi membuat suasana semakin hidup, dengan banyak peserta bertanya mengenai pengalaman klinis maupun penatalaksanaan terkini.
Vertigo sering kali dianggap sebagai keluhan ringan, namun pada sebagian pasien, vertigo dapat menimbulkan disabilitas berat. Kondisi ini bisa berulang, mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan menurunkan kualitas hidup penderitanya. Vertigo sentral perlu diwaspadai karena berkaitan dengan kelainan di sistem saraf pusat, yang berarti melibatkan fungsi otak. Dengan diagnosis yang tepat, penatalaksanaan melalui obat-obatan, dan dilanjutkan dengan program rehabilitasi, pasien diharapkan dapat mengendalikan gejalanya serta memulihkan fungsi sehingga mampu beradaptasi dalam kehidupan sehari-hari.
Pelaksanaan simposium ini berkontribusi pada pencapaian beberapa tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), antara lain:
- SDG 3 (Good Health and Well-being): Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan untuk semua usia. Pembahasan vertigo sentral ini sejalan dengan upaya pencegahan, diagnosis dini, dan pengendalian penyakit saraf yang dapat mengurangi angka disabilitas.
- SDG 4 (Quality Education): Melalui penyampaian materi berbasis ilmu terkini dan interaktif, simposium ini memberikan pendidikan berkelanjutan kepada tenaga medis.
- SDG 10 (Reduced Inequalities): Dengan menghadirkan peserta dari berbagai daerah di Indonesia, kegiatan ini turut memperkecil kesenjangan akses informasi medis, sehingga pelayanan kesehatan dapat lebih merata.
Simposium ini menunjukkan komitmen bersama para ahli neurologi Indonesia untuk terus meningkatkan mutu layanan kesehatan saraf dengan pendekatan presisi, serta menempatkan pasien sebagai pusat perhatian dalam setiap perkembangan ilmu.
Penulis : Mawaddah Ar Rochmah
Editor : Bardatin Lutfi Aifa
Dokumentasi : Desin Pambudi Sejahtera, Macho Marcello
 
								 
															 
			
		 
			
		 
			
		 
			
		